Jumat, 02 November 2012

Kesenian Bantengan di Jawa Timur yang Kian Populer



Irama musik mengalun dengan suara merdu. Suara jidor, dipadu kendang dengan irama rancak saling menjalin.Semakin  memacu semangat penari Bantengan yang menari tanpa lelah. Tampak mimiknya yang ekspresif dengan geraknya yang gemulai, mereka menari mengikuti irama tembang-tembang jawa populer. Kadang tampil sedikit atraktif, yang sangat menggoda perhatian para penonton. Kesenian Bantengan ini memang sangat elok untuk ditonton. Seakan mata tak lelah tertuju pada para penari Bantengan. Begitulah sedikit gambaran situasi dalam kesenian Bantengan.

Bantengan begitu popular terutama di daerah pedesaan Jawa Timur , dimana masyarakatnya masih sarat dan kental dengan tradisi leluhurnya. Sebagaimana daerah lain yang masih teguh memegang tradisi leluhur, keberadaan Bantengan dalam khasanah kebudayaan masyarakat pedesaan di Kaupaten Malang, terutama di Kecamatan Dau juga masih eksis. Meski secara kwantitas pertunjukkan dan kelompok-kelompok seniman yang berkiprah didalamnya mulai menurun seiring dengan perkembangan zaman.

Pergeseran ini tidak terlepas dari penilaian minor terhadap pelaku dan penikmat kesenian Bantengan yang cenderung di katakan “ndeso”, dikesankan “mistik” dan jauh dari norma keagamaan, dan puncaknya terjadi pada era 70-an. Pada dekade 90-an hingga saat ini , Kesenian Bantengan kembali menjadi perhatian dalam komunitas masyarakat Jawa Timur.  Yang dulunya disebut sebut sebagai “seni pinggiran”, dan “kampungan” perlahan namun pasti, kembali menarik hati masyarakat Jawa Timur. Kesenian Bantengan sering disebut “kampungan”, karena pergelaran Kesenian Bantengan biasanya hanya ditampilkan di kampung-kampung.

Wajah Pergelaran Musik Kesenian Bantengan.
Kesenian Bantengan adalah salah satu seni pertunjukan rakyat Jawa yang berasal dari para pendekar pencak silat yang mencari alternatif lain agar kesenian pencak silat itu diminati lagi. Acara Kesenian Bantengan, biasanya diawali dengan Kesenian pencak silat. Gendhing yang dialunkan para panjak acapkali terasa kuno, biasanya yang digunakan adalah lagu-lagu langgam campursari.
Kesenian Bantengan pada mulanya untuk beladiri bagi pemuda di surau-surau. Kesenian Bantengan biasanya mengawali pentas dengan atraksi ”kembangan“ para pendekar pencak silat.
Pergeseran Kesenian Bantengan.
Kesenian bantengan kini telah berubah fungsinya dari yang bersifat sacral-religius, ke profan-sekuler. Kini Kesenian Bantengan lebih sebagai seni hiburan dan tontonan.
Sejarah Kesenian Bantengan

Kesenian Bantengan mulai dikenal sejak jaman penjajahan Belanda, berkembang pesat di daerah sekitar lereng Gunung Arjuno (ke utara pacet- Mojokerto dan ke selatan Batu-kab. Malang) dan bahkan sampai di daerah Tengger (daerah Gunung Bromo)
Menepis Kesan Miring
Kesan miring dalam kesenian bantengan, dahulu memang sangat terasa. Namun seiring dengan perkembangan jaman, kesenian ini semakin di gemari. Yang dulunya kesenian Bantengan terkesan “ndeso“ dan ”mistik” kini sudah tidak lagi. Dan sekarang kesenian Bantengan seemakin digemari dan merupakan salah satu kesenian khas daerah di jawa Timur selain kuda lumping atau reog ponorogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar